BUKOPIN MULTIFINANCE

BUKOPIN MULTIFINANCE
MEMBERI NILAI TAMBAH INVESTASI

Sabtu, 21 Juni 2014

Prabowo Dapat Dukungan dari Luar Negeri

Maju Jadi Capres
Gerindra: Prabowo Dapat Dukungan dari Luar Negeri
Headline
Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Suhardi - (Foto: istimewa)
INILAHCOM, Jakarta - Partai Gerindra mengklaim Prabowo Subianto sudah mendapatkan restu dari dunia internasional, untuk maju sebagai capres. Namun memang masih ada dua negara yang belum merestuinya.

Dua negara yang belum memberikan restu kepada Prabowo sebagai Capres 2014 adalah Amerika Serikat (AS) dan Australia.

"Hampir semua dubes di seluruh dunia telah melakukan komunikasi dengan Prabowo, memang dubes AS dan Australia belum bertemu. Tapi hampir semua dubes itu memberikan dukungannya," ujar Ketua Umum DPP Partai Gerindra Suhardi kepada INILAHCOM, Rabu (2/4/2014).

Menurutnya, Prabowo sendiri memang intens melakukan komunikasi dengan para dubes luar negari. Bahkan sering melakukan komunikasi resmi kepada para dubes tersebut.

Namun memang dalam pertemuan dan komunikasi itu perwakilan dari AS dan Australia belum dilibatkan dan menyatakan secara resmi soal dukungannya kepada Prabowo sebagai capres.

"Secara resmi memang belum, tapi pertemuan-pertemuan informal (dengan AS dan Australia) sudah dilakukan," katanya.

Suhardi menyakini AS dan Australia akan memberikan dukungan terhadap pencapresan Prabowo di 2014. Keyakinan ini didasari atas hubungan baik adik kandung Prabowo yakni Hashim Djojohadikusumo dengan pihak asing khususnya AS.

"Kita sudah punya lembaga yang dipimpin oleh Pak Hashim di AS, Jepang, Singapura. Lembaga ini merupakan kerja sama bidang budaya," tandasnya.

Sebelumnya, harian New York Times memberitakan soal penolakan AS terhadap Prabowo Subianto apabila menjadi presiden. AS sangat keberatan apabila Prabowo nantinya menjadi orang nomor satu di Indonesia.

"Prabowo yang lulus dari program pelatihan militer Amerika pada 1980 dan merupakan pengagum Amerika Serikat telah selama bertahun-tahun membuat jelas bahwa ia ingin bertemu dengan para pejabat Amerika tingkat tinggi. Sejauh ini, Amerika Serikat telah keberatan," tulis salah satu jurnalis Joe Cochrane di New York Times, 26 Maret 2014 lalu.[bay]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar